Baleendah. Seluruh Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat di bulan November 2024 ini melakukan Reses 1 Tahun Sidang 2024-2025 untuk menampung aspirasi dan keluhan masyrakat di dapilnya masing-masing termasuk Saeful Bachri. S.H., M.A.P mengadakan reses hari ke-2 di kawasan Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah. Selasa, 12 November 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kewajiban anggota DPRD untuk mendengar dan memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat di daerah pemilihan mereka.

Dalam kesempatan reses ini, Saeful Bachri menjelaskan bahwa isu utama yang disampaikan warga adalah terkait bidang ekonomi, khususnya di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Adapun tiga poin utama yang menjadi perhatian dalam reses kali ini adalah masalah perizinan usaha, akses permodalan, dan pemasaran produk.

“Masalah perizinan usaha banyak masyarakat yang mengeluhkan proses perizinan usaha yang dianggap masih terlalu rumit dan memakan waktu lama,” katanya.

“Mereka berharap pemerintah dapat menyederhanakan birokrasi perizinan sehingga lebih cepat, mudah, dan terjangkau, bahkan jika memungkinkan tanpa biaya,” ujarnya.

Saeful menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mempermudah proses perizinan ini agar masyarakat lebih terbantu dalam mengembangkan usaha mereka.

Selain itu, akses permodalan usaha menjadi kendala klasik yang selalu muncul di setiap pertemuan dengan masyarakat.

Menurutnya, program permodalan dari pemerintah Kabupaten Bandung saat ini cukup baik, di mana masyarakat dapat mengakses pinjaman modal bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan, dengan nilai pinjaman sebesar dua juta rupiah.

“Masyarakat harus memanfaatkan program ini dengan membentuk kelompok, sehingga modal yang tersedia lebih besar dan dapat melawan praktik rentenir atau bank emok yang merugikan masyarakat,” tuturnya.

Ia juga meminta Bank BJB, sebagai bank milik pemerintah, untuk mempermudah akses pinjaman bagi masyarakat kecil.

Disisi lain, terkait pemasaran produk, Saeful Bachri juga membahas pentingnya pemasaran bagi UMKM di era digital saat ini.

Menurutnya, pemasaran tidak lagi harus bergantung pada media konvensional seperti billboard atau iklan di televisi, tetapi bisa dilakukan melalui media sosial dengan biaya yang jauh lebih terjangkau.

Ia mengusulkan agar masyarakat melatih putra-putri mereka dalam bidang digital marketing sehingga mereka dapat membantu memasarkan produk keluarga secara online.

“Dengan pelatihan ini, diharapkan setiap keluarga dapat memanfaatkan keahlian anak-anak mereka untuk mendukung pemasaran produk UMKM secara digital,” jelasnya.

Saeful berharap pemerintah dan lembaga terkait dapat lebih proaktif dalam mendukung dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat, terutama di bidang ekonomi, demi kesejahteraan masyarakat dan pengembangan UMKM di Kabupaten Bandung.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *